October 28, 2016

Ciri-Ciri Pohon Bidara Dan Khasiatnya

Tags



 Bidara

Widara (Ziziphus mauritiana) atau Bidara merupakan sejenis pohon kecil dengan penghasil buah yang tumbuh diwilayah kering. Tumbuhan ini disebut pula dengan berbagai nama daerah misalnya widara (sunda, jawa) atau dipendekkan menjadi dara (Jawa), bukol (Madura), bekul (Bali), ko (Sawu), kok (Rote), kom, kon (Timur leste), bedara (Alor), bidara (makasar, Bugis), rangga (Bima), dan kalangga (Sumba).

Sebutan Bidara di negara lain ialah: bidara, jujup, epal siam (Malaysia), manzanitas (Filiphina), zee-pen (Burma), putrea (Kamboja), than (Laos), phutsaa, ma tan (Thailand), tao, tao nhuc (Vietnam), Dalam bahasa inggris disebut sebagai Jujupe, Indian Jujupe, Indian plum, atau Chinese Apple, serta Jujubier dalam bahasa Prancis.

Ciri-ciri pohon bidara

Pohon bidara berjenis Perdu atau pohon kecil biasanya tumbuh bengkok batang besarnya, tinggi hingga 15 m dan panjang batang hingga 40 cm, cabang-cabang menyebar dan acap menjuntai, dengan ranting-ranting tumbuh simpang siur dan berambut pendek daunnya, dan selalu menggugurkan  daunnya.

Batang pohon bidara selalu ditumbuhi duri, sendirian dan lurus (5-7 mm), atau berbentuk pasangan dimorfis, dimana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang-kadang tanpa duri.


Daun-daun tunggal terletak berseling, helai daun bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2-9 cm x 1,5-5 cm, bertepi rata atau sedikit menggigit, gundul dan mengkilap disisi atas, dan berbulu halus berwarna keputihan di sisi bawahnya, dengan tiga  tulang daun utama yang nampak jelas membujur sejajar, bertangkai pendek 8-15 mm.


Berbunga berbentuk payung menggarpu tumbuh di ketiak daun, panjang 1-2 cm, berisi 7-20 kuntum, bunga-bunga berukuran kecil, bergaris tengah antara 2-3 mm, kekuningan, sedikit harum, bertangkai 3-8 mm, kelopak bertajuk 5 bentuk delta (menyegitiga), berambut diluarnya dan gundul disisi dalam, mahkota 5, agak seperti sudip, cekung dan melengkung.

Buahnya berbentuk bulat seperti bulat telur, besarnya hingga 6 cm x 4 cm pada buah bidara yang di budidayakan, namun kebanyakan berukuran jauh lebih kecil pada pohon bidara yang tumbuh liar, berkulit halus atau kasar, mengkilap, tipis dan berwarna kekuningan, kemerahan hingga kehitaman jika matang, daging buahnya putih, mengeripik, dengan banyak sari buah yang agak masam hingga manis rasanya, menjadi menepung pada buah yang sudah matang penuh, biji terlindung dalam tempurung yang berbingkul dan beralur tak teratur, berisi 1-2 inti biji yang berwarna coklat dan berbentuk lonjong.

Kegunaan buah bidara

Buah bidara hasil budidaya diperjual belikan sebagai buah segar, untuk dimakan langsung atau dijadikan minuman segar. Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan. Buah yang muda dimakan dengan garam atau dirujak. Buah bidara dari pohon yang tumbuh liar kecil-kecil dan agak pahit rasanya. Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A, C dan lemak.

Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran, daun yang tua untuk pakan ternak, dapat juga direbus daunnya untuk diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun apabila diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam. Daun-daun bidara sering juga digunakan untuk memandikan mayat.

Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat untuk membantu mengatasi pencernaan dan mengobati luka. Di Jawa kulit kayu ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, dan di Malaysia kulit kayu dihaluskan dipakai sebagai obat sakit perut, kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum, meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung (maag) dan usus. Kulit akarnya dicampur dengan sedikit pucuk bunganya dan bawang putih diminum untuk mengatasi kencing darah.

Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lainnya. Di Bali kayu bidara dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu lainnya. Berat jenis kayu bidara berkisar antara 0,54-1,08 kg. 

Bidara menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik, nilai kalori dari kayu Kayu gubalnya adalah 4.900 kkal/kg. Kayu ini juga baik dijadikan arang. Ranting-rantingnya yang menjuntai mudah dipangkas dan dipanen sebagai kayu bakar.

Ekologi dan penyebaran

Tanaman ini tumbuh baik diwilayah yang memiliki musim kering yang jelas, kualitas buahnya paling baik jika tumbuh pada lngkungan yang panas, kaya cahaya matahari, dan cukup kering, namun hendaknya mengalami musim hujan  yang memadai untuk menumbuhkan ranting, daun dan bunga serta untuk mempertahankan kelembapan tanah selama mematangkan buah. Bidara berkembang luas pada wilayah dengan curah hujan 300-500 mm pertahun. untuk keperluan komersial , pohon bidara dapat dikembangkan hingga ketinggian 1.000 m dpl, akan tetapi diatas ketinggian ini pertumbuhannya kurang baik. Bidara diperkirakan memiliki asal usul dari Asia Tengah. 

Kedudukan dalam agama Islam

Bidara atau Sidr ( bahasa Arab(سدر) bahasa inggris :Lote tree) memiliki kedudukan di dalam agama islam. pohon ini disebutkan di beberapa surah dalam Al-Qur'an, yaitu :
  • Sebagai pohon bidara yang sedikit jumlahnya (sidrin qolil) (QS.34. Saba':16),
  • Sebagai pohon bidara yang tak berduri (Sidr makhdud) (QS.56. Al-Waqiah:28),
  • Sebagai pohon bidara perbatasan akhir (sidratul muntaha) dan pohon bidara yang diliputi (sidrata ma yaghsya) (QS.53. An-Najm: 13-16)
Pohon ini selain disebut di dalam Al-Qur'an juga terdapat anjuran penggunaannya didalam hadits. Dia digunakan dalam berbagai prosesi ibadah, misalnya daunnya disunahkan untuk digunakan ketika mandi wajib bagi wanita baru suci dari pada haid. juga ketika memandikan jenazah dan menghilangkan najis dari tubuh mayat, jenazah disarankan dimandikan dengan air yang dicampur daun bidara. Daun bidara juga kadang kala dipergunakan dalam proses Ruqyah untuk mengobati orang yang kesurupan.

Demikian ulasan artikel tentang bidara, semoga bermanfaat untuk anda semua.

Sumber :


EmoticonEmoticon